ANALISIS WACANA
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna, serta memiliki kompleksitas yang sangat tinggi diantara
ciptaan-Nya yang lain. Menurut Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani,
manusia adalah mahluk yang paling mulia, berfikir, dan memiliki tiga dimensi
(badan, akal dan ruh). Manusia selalu menjadi topik yang tidak membosankan
untuk diperbincangkan. Hal yang diperbincangkan dari manusia adalah sifat dan
sikapnya. Pemikiran tentang manusia tergambar dalam berbagai perspektif yang
belum mencapai kata tuntas. Diantaranya bahwa manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang memiliki sifat yang melekat
pada dirinya. Manusia menyadari bahwa
atribut laki-laki dan perempuan yang melekat pada dirinya masih belum
menunjukkan tentang identitasnya sebagai manusia yang seutuhnya.
Manusia yang seutuhnya adalah manusia
yang mampu menggunakan dan mengendalikan akalnya supaya bermanfaat bagi orang
lain. Akal manusia merupakan akar dari segala tindakan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Tanpa sebuah
pengendalian akal yang baik, maka manusia hanya akan bertindak sewenang-wenang.
Dalam diri manusia tersimpan sebuah
sifat yang tidak bisa lepas atau pun dilepaskan oleh manusia itu sendiri. Sifat
yang melekat itu merupakan sifat yang baik, sifat baik itu selalu menjadi
patokan dan juga penentu sebuah eksistensi manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
sering melakukan praktik yang berbeda-beda dalam menjalani kehidupannya, ada
yang pemarah, pemalas, penyanyang dan masih banyak lagi sifat manusia yang
tergambar dalam kehidupan ini. Hal tersebut merupakan fenomena sifat manusia.
Dalam pendefinisian yang lain bahwasanya, sejak lahir manusia telah dikaruniai
sifat baik. Hanya saja terkadang manusia tidak dapat mengendalikan emosinya,
sehingga lebih dikuasai oleh nafsu yang dapat merugikan dan menenggelamkan
sifat baik tersebut.
Manusia yang mempunyai sifat baik, akan
dicintai dan dihargai oleh manusia lain. Sifat baik tersebut diantaranya,
tanggung jawab, kasih sayang, kesabaran, kesetiaan dan ketulusan. lima sifat
itu, merupakan bagian dari kesejatian perbuatan baik yang pada dasarnya ada
dalam diri manusia.
Dari kelima sifat di atas, yag pertama
adalah tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak sengaja. tangung jawab
itu, bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa
setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau
bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan itu. Tanggung jawab
tesebut, di dasari dengan rasa kasih sayang.
Kasih sayang adalah kesenangan hati
yang diungkapkan melalui tindakan dan perkataan yang lemah lembut, namun ada
pula yang diungkapkan dengan bentuk kemarahan. Kasih sayang juga merupakan
perasaan yang ditujukan kepada semua orang tanpa meminta balasan. Oleh sebab
itu, kasih sayang harus ditanamkan kepada siapapun, tanpa mengenal perbedaan.
Orang yang menunjukkan kasih sayang
dengan sikap lemah lembut, lebih baik daripada orang yang mengungkapkan kasih
sayangnya dengan kemarahan. Walaupun pada akhirnya, sama-sama mempunyai makna
kasih sayang. Alangkah baiknya menahan amarah tersebut. Agar kasih sayang dapat
tersampaikan dengan baik tanpa adanya kesalah pahaman terlebih dahulu. Karena,
apapun bentuk amarah tetap akan menjadi sebuah perselisihan dan dianggap jalan
yang salah untuk menungungkapkan kasih sayang.
Untuk menghindari sifat tidak baik
tersebut, harus memiliki sebuah sifat yang biasa disebut dengan kesabaran.
Kesabaran merupakan sebuah sifat yang mampu menahan amarah yang timbul akibat
hal-hal yang terjadi diluar harapan manusia. Kesabaran itu sangat penting dalam
menjalani kehidupan, agar tercipta
kedamaian dengan individu lain.
Banyak individu yang sering gagal dalam
menjalani kehidupannya, lantaran tak mampu menanam sifat sabar dalam dirinya.
Sehingga semua yang dilakukan dilandasi dengan tergesa-gesa tanpa menggunakan
pikiran yang jernih. Tindakan yang dilakukan dengan tergesa-gesa akan
mengakibatkan hasil yang tidak baik.
Menurut Ibnu Qayyim, sabar adalah menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci,
menjaga lisan dari mengadu, dan menahan anggota tubuh dari tindakan-tindakan
yang mengganggu serta mengacaukan diri sendiri dan orang lain.
Kesabaran merupakan sebuah pondasi yang
sangat mendasar dan perlu perawatan yang baik supaya tidak hilang dari dalam
tubuh dan jiwa manusia. Meskipun sifat sabar itu hal yang paling utama bagi
manusia, terkadang sangat sulit untuk mengaplikasikannya, dan sekalipun mampu
pasti akan menemukan kegelisahan dan goresan yang akan didapatkan.
Tanpa sadar kesabaran itu menciptakan
kesetiaan. Kesetiaan tanpa dilandasi kesabaran akan sulit untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kesetiaan adalah sebuah kesanggupan yang membuat
seseorang mampu bertahan dalam keadaan apapun. kesetiaan menurut KBBI
adalah berpegang teguh pada janji, pendirian, patuh, taat, bagaimanapun berat tugas yang harus
dijalankannya. Siapaun di dunia
ini tentunya setuju bahwa dalam kehidupan dibutuhkan kesetiaan dalam segala
hal, dan juga dalam segala bidang. Kesetiaan juga mampu membuat sesuatu yang
tidak berharga menjadi sesuatu yang sangat berharga dan juga enggan untuk
meninggalkannya.
Pada dasarnya kesetiaan akan
menimbulkan sebuah kebahagiaan. Misalnya saja, hubungan keluarga antara suami
dan istri harus dilengkapi dengan kesetiaan agar rumah tangganya dapat bahagia
dan awet sampai tua. Kesetiaan harus juga dimiliki orang dalam memilih agama
yang dianutnya. Karena orang yang tidak mempunyai sifat kesetiaan dalam beragama,
mereka akan sering bergonta-ganti agama/keyakinan saat mereka merasa agamanya
tidak dapat menjamin kebahagiaannya. Padahal, Tuhan akan menjamin kebahagiaan
seseorang apabila dia setia terhadap agama dan Tuhannya.
Namun, kesetiaan tersebut harus dijalani
tanpa paksaan atau hal yang membuat batin tertekan. Kesetiaan harus dilandasi
dengan sebuah ketulusan hati yang terdalam. Apabila kesetiaan dijalankan dengan
sebuah rasa terpaksa, maka hasilnya tidak akan maksimal dan kebahagiaan sulit
dicapai. Yang ada hanya rasa menyesal karena setia dengan hal yang tidak sesuai
dengan keinginan. Maka dari itu, kesetiaan harus dilandasi dengan kerulusan.
Ketulusan adalah sebuah tindakan yang
berasal dari hati nurani tanpa mengharap pamrih dari orang lain. Ketulusan akan
membuat diri spontan dalam menjalankan sesuatu dan menolong orang lain. Apabila
menolong seseorang tanpa dilandasi dengan sebuah ketulusan, maka yang ada dalam
diri hanya rasa ingin dipuji, terpaksa,
dan ingin mendapatkan pamrih saja. Padahal, ketika menolong seseorang dengan
tulus yang kita dapatkan bukan hanya sekedar pujian, pamrih, dan keterpaksaan
melainkan sebuah rasa kebahagiaan tersendiri dari dalam hati.
Tulus dalam berbuat, membuat kita dapat
lebih peka terhadap lingkungan disekitar kita,orang-orang disekitar kita sampai
seluruh makhluk yang ada disekitar kita. Inilah salah satu pesan kebaikan yang
dibawa oleh Rasulullah ke muka bumi. Tentang ketulusan dalam berbuat. Apapun
yang kita kerjakan dengan ketulusan akan memberikan hasil yang memuaskan.
Lima sifat di atas merupakan bagian
dari kesejatian perbuatan baik. Apabila kelima sifat tersebut ada dalam diri
manusia, maka manusia tersebut dapat dikatakan manusia yang sejati. Meskipun,
kelima sifat dari kesejatian perbuatan baik tersebut ada di dalam diri manusia,
terkadang manusia itu tidak diterapkan dalam kehidupannya.Kelima kesejatian
perbuatan baik tersebut, adalah kelima sifat yang saling berkaitan.
1.2
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup penelitian Kesejatian
Perbuatan Baik adalah 1) Tanggung jawab, 2) Kasih sayang, 3) Kesabaran, 4)
kesetiaan, dan 5) Ketulusan.
1.3
Rumusan
Masalah
1.3.1
Bagaimana
kesejatian perbuatan baik dalam wacana tanggung jawab?
1.3.2
Bagaimana
kesejatian perbuatan baik dalam wacana kasih sayang?
1.3.3
Bagaimana
kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesabaran?
1.3.4
Bagaimana
kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesetiaan?
1.3.5
Bagaimana
kesejatian perbuatan baik dalam wacana ketulusan?
1.4
Manfaat
Analsis
1.4.1
Dapat
mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana tanggung jawab?
1.4.2
Dapat
mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana kasih sayang?
1.4.3
Dapat
mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesabaran?
1.4.4
Dapat
mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesetiaan?
1.4.5
Dapat
mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana ketulusan?
1.5
Definisi
Operasional
1.5.1
Tanggung
jawab adalah tindakan atau perilaku seseorang atas kewajiban yang harus
dipenuhinya.
1.5.2
Kasih
sayang adalah perilaku yang dialakukan seseorang terhadap orang lain dengan
cara lemah lembut.
1.5.3
Kesabaran
adalah menahan diri untuk tidak berprilaku kasar dan berkata-kata yang kasar
pula.
1.5.4
Kesetiaan
adalah ketetapan hati pada sesuatu yang
tidak pernah goyah dalam keadaan apapun.
1.5.5
Ketulusan
adalah sebuah tindakan oleh seseorang dalam melakukan sesuatu yang tidak pernah
mengharapakan imbalan (tanpa pamrih).
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Analisis Sebelumnya yang Relevan
2.2
Analisis Wacana
2.3
2.4
Tanggung Jawab
Tanggung
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan
makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia
memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan
sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam
konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian
dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan
seseorang dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu
konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam
konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk
individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya
(seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya
(sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat
intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab
manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap
suatu nilai.
Demikian
pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan
dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung
jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain,
tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung
jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan
dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Kewajiban Terbatas
Kewajiban
ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang
larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2.
Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya
diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini
nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan
kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat
memperoleh kebahagiaan, karena orang tersebut dapat menunaikan
kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang
lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi
kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan
mencoba untuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab
tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya
keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertanggung
jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa
memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung
jawabkan atas segala perbuatannya.
C. MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak
lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada
kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang
dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung
jawab.
1. Tanggung Jawab manusia
terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya
manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan
sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri,
angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila
perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang
kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi
kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung
Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil
ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga
orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada
masyarakat
Satu kenyataan pula,
bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat.
Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai
manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang
sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia
membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan
hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang
lain.
Kekuatan pada manusia
pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya
saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia
lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang
dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia
ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman
sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini
nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik,
manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama
dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang
dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian
melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan
apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung
Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
4. Tanggung Jawab kepada
Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi,
bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam
berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma
atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara.
5. Tanggung
Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak
dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan
Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada
dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan
dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya
manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba
Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu
atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan
sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak
bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu
diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam
perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk
kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan
akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi
perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya
(ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
2.4
Kasih Sayang
Kasih
sayang adalah suatu sikap saling menghormati dan mengasihi semua ciptaan Tuhan
baik mahluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri sendiri
berlandaskan hati nurani yang luhur. Kita sebagai warga negara yang baik sudah
sepatutnya untuk terus memupuk rasa kasih sayang terhadap orang lain tanpa
membedakan saudara , suku, ras, golongan, warna kulit, kedudukan sosial, jenis
kelamin, dan tua atau muda.
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta
adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih
sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita)
bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu
bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling
menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari
masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh.
Bila
salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka
retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran,
terancamlah kebahagian rumah tangga itu. Kasih sayang merupakan sesuatu paling
mendasar, yang harus di terima oleh setiap manusia, kasih sayang bisa di sebut
juga sabagai suatu hak yang harus kita terima, karena peran kasih sayang secara
psikologi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya seorang individu. Tentu
seorang individu yang di didik dengan kasih sayang, bisa menjadi individu yang
lebih baik di bandingkan mereka yang kekurangan kasih sayang. Karena dewasa
ini, banyak sekali orang yang berpandangan bahwa uang adalah segala-galanya
sehingga banyak orang tua yang lebih mementingkan mencari uang untuk anak, dan
menomor dua kan kasih sayang.
Sehingga
tidak sedikit anak yang bertindak negative, melakukan hal negative yang biasa
di sebut sebagai kenakalan remaja, umumnya hal itu terjadi di karenakan si anak
merasa kurang di perhatikan oleh orang tuanya, dan dia melakukan hal-hal
negative agar orang tuanya terganggu dan mulai memperhatikan anak tersebut.
Tentu kurangnya kasih sayang harus di hindari oleh setiap orang tua, mulai
memberikan kasih sayang yang lebih, dan menomor satukan kasih sayang. Tanpa
kasih sayang seorang anak bisa berubah menjadi individu yang brutal, kurang
perduli dengan lingkungan sekitar, dan bertindak sesuai dengan kemauan dirinya
sendiri. Hal ini, terbtukti dari banyaknya penelitian, bahwa kenakalan remaja,
paling banyak di karenakan factor didikan dan kurangnya kasih sayang dan
perhatian dari orang tua tersebut.
Kasih
sayang mengajarkan banyak hal terhadap manusia, kasih sayang memberikan
kepekaan bagi kita semua, untuk berbagi kasih terhadap sesama, kasih sayang
yang mampu merubah banyak individu yang umumnya perubahan terjadi kearah yang
lebih baik. Baik itu terhadap sahabat, orang yang kita cintai, atau siapa pun
yang kita lihat, karena begitu banyak orang di dunia ini yang membutuhkan kasih
sayang dari orang lain, tidak semua orang beruntung memiliki orang tua, memiliki
orang-orang yang di kasihinya, karena begitu banyak anak yang lahir tanpa kasih
sayang orang tua, begitu banyak anak yang kelahirannya bahkan tidak di inginkan
oleh orang tuanya, sehingga patutlah kita memberikan kasih sayang lebih
terhadap anak-anak yatim piatu, dan kita harus bersyukur karena kita jauh lebih
beruntung dari pada mereka. Bahkan keutamaan mengasihi anak yatim sangat di
tekankan oleh umat agama.
Oleh
karena itu rasa kasih sayang harus di tanamkan kepada siapa pun, tanpa mengenal
siapa dia, dari mana asal usulnya. Dan kita utamakan mereka yang jauh lebih
membutuhkan, semampu kita untuk mengasihi mereka.
2.5
Kesabaran
Sabar
adalah perkara yang mudah diucapkan tetapi terkadang sulit dilaksanakan, tidak
mudah bagi kita untuk dapat memiliki kesabaran. Kesabaran perlu dilatih dan
dibiasakan dalam hidup sehari-hari, karena manusia pasti menghadapi berbagai
macam persoalan hidup tanpa pandang bulu, baik persoalan yang berhubungan
dengan diri pribadi, lingkungan keluarga maupun dalam masyarakat dan persoalan
hidup yang kita hadapi terkadang sulit untuk diselesaikan dengan kecerdasan
akal pikiran semata. Namun persoalan-persoalan hidup yang kita hadapi
adalah merupakan ujian dari Allah dan Allah menguji hamba-Nya tidak melebihi
ambang batas kemampuan hambanya, karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Adil.
Pada tulisan kali ini kami akan membahas tentang sifat sabar.
Sabar
berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati,
tidak lekas putus asa. Kemajuan zaman senantiasa diikutidengan banyaknya
persoalan hidup yang harus dihadapi manusia. Apabila persoalan yang dihadapi
tidak dapat dipecahkan, hati menjadi jengkel atau marah. Kejengkelan yang
berulang kali terjadi dapat berakibat lebih buruk, yakni tekanan batin. Jadi
demikian, hidup ini jadi tidak nyaman dirasakan. Oleh sebab itu, kesabaran
dalam menghadapi persoalan mutlak diperlukan bagi setiap orang.
Imam
Al-Gazali membagi kesabaran menjadi tiga macam yaitu.
1.
Sabar dalam
ketaatan.
Sabar dalam ketaatan yaitu,
melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas, tidak menggerutu atau mengeluh
saat menghadapi kesulitan dalam menghadapi tugas, tugas dapat dilaksanakan
dengan baik dan memperoleh hasil yang cukup baik, namun apabila keluh kesah
saat melaksanakannya, maka yang demikian itu belum termasuk sabar, terutama
dalam hal beribadah kepada Allah SWT.,banyak sekali tantangan dan ujian yang
harus kita hadapi.Oleh karena itu bersabar dalam melakukan ibadah dapat
dilakukan dengan cara mengetahui bahwa kesabaran yang dilakukan dalam beberapa
hari saja dapat berubah ganjaran yang bersifat abadi, sehingga dalam urusan
ibadah manusia membutuhkan kesabaran untuk tidak menyebarluaskan dan merusak
ibadah dengan riya'
2. Sabar dalam musibah
Berarti tabah atau kuat hati saat
menerima cobaan hidup, tidak mengerutu dan tidak menyesali nasib dirinya. Orang
yang sabar terhadap musibah senantiasa meyakini bahwa dibalik kesusahan yang
dihadapi pasti ada hikmahnya. Kesusahan yang dirasakan akan segera berkurang
karena sadar bahwa semua yang dialami manusia pada hakikatnya ujian dari Allah
3. Sabar dari maksiat
Yaitu rela meniggalkan perbuatan
maksiat dan tidak menyesal atau iri apabila melihat orang lain bersenang-senang
dalam kemaksiatan. Yang dimaksud maksiat ialah segala sikap atau perbuatan yang
melanggar norma-norma agama yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kehinaan.
Dan sabar terhadap kemaksiatan adalah merupan kesabaran yang tersebsar,
terutama sabar dalam menahan syahwat dan menjauhi faktor penyebabnya.
Ibnu Abbas berkata, Sabar dalam
Al-Qur'an itu ada tiga bentuk "pertama, bersabar dalam
menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah SWT, sabar sejenis ini mempunyai
pahala tiga ratus derajat, yang kedua, sabar saat ditimpa
musibah, sabar sejenis ini mempunya pahala sembilan ratus derajat. Dan yang
ketiga, sabar dalam menjauhi larangan-larangan Allah SWT., sabar
sejenis ini pahalanya enam ratus derajat ."
Ada yang mengatakan bahwa sabar yang
baik adalah kesabaran yang ditimpa musibah tanpa diketahui oleh orang lain jika
dirinya sedang bersar dalam menghadapi musibah, kondisi ini tidak mungkin bisa
dicapai kecuali setelah melakukan latihan panjang dalam kurung waktu yang cukup
lama.
C.
Manfaat Bersikap Sabar
- Dapat memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah dipengauhi oleh keadaan lingkungan
- Cukup stabil dan tenteram rumah tangganya sehingga dapat menikmati hidup ini sebagai karunia dari Allah SWT.
- Memiliki harapan akan masuk sorga, seuai janji Allah dalam Q.S.Al-Baqarah ayat 155.
Sabar itu tersusun
dari pengetahuan (ilm), kondisi (hal) dan praktet (amal). Pengetahuan disini
diibaratkan sebagai pohon, kondisi sebagai dahan dan amal sebagai buahnya. kita
harus menyadari bahwa kemaslahatan agama terletak pada kesabaran, hingga
kesabaran itu memunculkan kekuatan yang saling memotivasi untuk berlaku sabar.
2.6
Kesetiaan
2.7
Ketulusan
Ketulusan
adalah sebuah kesediaan seseorang untuk malakukan tugas dengan penuh
tanggungjawab, amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh jiwa. Dengan
ketulusan yang kita berikan maka orang akan bisa mengkap pesan yang kita
berikan.
Ketulusan adalah sebuah kesediaan
seseorang untuk berbuat dengan hanya berharap kerelaan dan kecintaan pihak yang
telah berjasa baik kepadanya. Seseorang yang bersedia untuk malakukan tugas
dengan penuh tanggungjawab, amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh
jiwa adalah sebuah ketulusan. Ketulusan dalam bahasa agama adalah
keikhlasan.Sebuah persembahan amal hati yang tersembunyi dan amal perbuatan
yang nampak dalam rangka mengharapkan keridloan dan kecintaan Sang Pencipta
merupakan keihklasan yang semestinya. Ihklas inilah yang merupakan nama sebuah
ketulusan karena Allah.
Ketulusan yang tidak semata-mata karena
Allah SWT bukanlah disebut ikhlas. Ketulusan karena Allah semata atau
keikhlasan yang menjadi awal dari segalanya. Carut marutnya fenomena korupsi,
penyalahgunaan wewenang, penghianatan pegawai, pendzoliman kebijakan, dan
perilaku menyimpanglainnya adalah akibat dari ketulusan yang salah.Dalam dunia
pendidikan timbulnya kekerasan pendidikan berupa melabeli siswa bodoh, mengajar
membosankan, sering memarahi siswa, dan perilaku lain yang tidak membuat siswa
nyaman untuk belajar adalah akibat ketulusan yang salah.
Dalam menjalani aktivitas sehari-hari
harus dilandasi dengan ketulusan. Baik aktivitas hati, lisan, tulisan, dan
semua aktivitas lainnya harus bermakna ibadah.Semua itu hanya bisa dilakukandenganketulusan.
Tulusdalamberbuat,membuatkitadapatlebihpekaterhadaplingkungandisekitarkita,orang-orang
disekitar kita sampai seluruh makhluk yang ada disekitar kita. Inilah salah
satu pesan kebaikan yang dibawa oleh Rasulullah ke mukabumi.
Tentangketulusandalamberbuat. Apapun yang kitakerjakandenganketulusanakan
memberikan hasil yang memuaskan.
Tanpa ada keihlasan dalam bertindak,
maka kerusakan-kerusakan moral, perampokan, penipuan, kursi jabatan menjadi
barang lelang, pejabat berkolusi untuk korupsi, rakyatnya banyak menjadi
perampok, tukang pajak jadi pemalak, ahli hukum jadi markus, dan lain-lain
pasti erjadi. Saat ini marilah kita mulai dari diri sendiri, kemudian merembet
kepada anggota keluarga, dan masyarakat, segala aktivitas hidup bermakna ibadah
yang ikhlas.Dari hal yang kelihatannya kecil, seperti neyekolahkan anak-anak
juga semestinya dalam settingan ibadah yang ikhlas karena Allah semata.Bukan
karena gengsi atau mimpi, bukan karena terpikat label-label sekolah berstandar
internasional atau lainnya. Tetapi karena melaksanakan perintah Allah. h sebuah
amal yang diawali dengan ketulusan maka segalanya akan menjadi baik, sukses,
dan berkah untuk diri dan lingkungan sekitar, bahkan dalam berbangsa dan
bernegara.Ketulusan awal segalanya.
Islam
telah mengajarkan kita ketulusan dalam setiap perintah dan larangan yang di
ajarkan. Dalam shodaqoh ada ketulusan untuk berbagidengan yang tidakmampu,
sehinggamereka yang tidakmampudapatmersakan kenikmatan yang kita rasakan.
“Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuhbulir,
padatiap-tiapbulirseratusbiji. Allohmelipatgandakan (ganjaran) bagisiapa yang Diakehendaki.danAllohMahaLuas
(karunia-Nya) lagiMahamengetahui. Orang-orang yang menafkahkanhartanya di
jalanAlloh, kemudianmerekatidakmengiringiapa yang
dinafkahkannyaitudenganmenyebut
nyebutpemberiannyadandengantidakmenyakiti
(perasaansipenerima), merekamemperolehpahala di sisiTuhanmereka.
tidakadakekhawatiranterhadapmerekadantidak (pula) merekabersedihhati. Perkataan
yang baikdanpemberianmaaflebihbaikdarisedekah yang diiringidengansesuatu yang
menyakitkan (perasaansipenerima).AllohMaha Kaya lagiMahaPenyantun.”(Al-Baqoroh
: 261-263).
Dalam Shaum yang
diperintahkan kepada kita juga kita dilatih untuk tulus
menahansegalahawanafsudantulusuntukmerasakanlapardanhaussepertisaudara-saudarakita
yang tidakmampu yang mungkindalamseharibelumtentubisamakandengankenyang.
Denganmersakanapa yang dirsakansaudara-saudarakita yang
tidakmampu,makaakanmembuathatikitalebihpekalagisehinggasewaktu-waktunantikitaketemudenganmerekadimanapunmakakitadapatberbagidenganmerekadengantulus.
Dan masihbanyaklagitentangketulusan yang di ajarkandalam agama inikarenasungguh
agama iniadalahRahmatBagisemestaalam yang mengajarkan ketulusan.
0 komentar:
Posting Komentar