Rabu, 28 Desember 2016

ANALISIS WACANA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, serta memiliki kompleksitas yang sangat tinggi diantara ciptaan-Nya yang lain. Menurut  Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, manusia adalah mahluk yang paling mulia, berfikir, dan memiliki tiga dimensi (badan, akal dan ruh). Manusia selalu menjadi topik yang tidak membosankan untuk diperbincangkan. Hal yang diperbincangkan dari manusia adalah sifat dan sikapnya. Pemikiran tentang manusia tergambar dalam berbagai perspektif yang belum mencapai kata tuntas. Diantaranya bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang  memiliki sifat yang melekat pada dirinya.  Manusia menyadari bahwa atribut laki-laki dan perempuan yang melekat pada dirinya masih belum menunjukkan tentang identitasnya sebagai manusia yang seutuhnya.
Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang mampu menggunakan dan mengendalikan akalnya supaya bermanfaat bagi orang lain. Akal manusia merupakan akar dari segala tindakan yang dilakukan  oleh manusia itu sendiri. Tanpa sebuah pengendalian akal yang baik, maka manusia hanya akan bertindak sewenang-wenang.
Dalam diri manusia tersimpan sebuah sifat yang tidak bisa lepas atau pun dilepaskan oleh manusia itu sendiri. Sifat yang melekat itu merupakan sifat yang baik, sifat baik itu selalu menjadi patokan dan juga penentu sebuah eksistensi manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering melakukan praktik yang berbeda-beda dalam menjalani kehidupannya, ada yang pemarah, pemalas, penyanyang dan masih banyak lagi sifat manusia yang tergambar dalam kehidupan ini. Hal tersebut merupakan fenomena sifat manusia. Dalam pendefinisian yang lain bahwasanya, sejak lahir manusia telah dikaruniai sifat baik. Hanya saja terkadang manusia tidak dapat mengendalikan emosinya, sehingga lebih dikuasai oleh nafsu yang dapat merugikan dan menenggelamkan sifat baik tersebut.
Manusia yang mempunyai sifat baik, akan dicintai dan dihargai oleh manusia lain. Sifat baik tersebut diantaranya, tanggung jawab, kasih sayang, kesabaran, kesetiaan dan ketulusan. lima sifat itu, merupakan bagian dari kesejatian perbuatan baik yang pada dasarnya ada dalam diri manusia.
Dari kelima sifat di atas, yag pertama adalah tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak sengaja. tangung jawab itu, bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan itu. Tanggung jawab tesebut, di dasari dengan rasa kasih sayang.
Kasih sayang adalah kesenangan hati yang diungkapkan melalui tindakan dan perkataan yang lemah lembut, namun ada pula yang diungkapkan dengan bentuk kemarahan. Kasih sayang juga merupakan perasaan yang ditujukan kepada semua orang tanpa meminta balasan. Oleh sebab itu, kasih sayang harus ditanamkan kepada siapapun, tanpa mengenal perbedaan.
Orang yang menunjukkan kasih sayang dengan sikap lemah lembut, lebih baik daripada orang yang mengungkapkan kasih sayangnya dengan kemarahan. Walaupun pada akhirnya, sama-sama mempunyai makna kasih sayang. Alangkah baiknya menahan amarah tersebut. Agar kasih sayang dapat tersampaikan dengan baik tanpa adanya kesalah pahaman terlebih dahulu. Karena, apapun bentuk amarah tetap akan menjadi sebuah perselisihan dan dianggap jalan yang salah untuk menungungkapkan kasih sayang.
Untuk menghindari sifat tidak baik tersebut, harus memiliki sebuah sifat yang biasa disebut dengan kesabaran. Kesabaran merupakan sebuah sifat yang mampu menahan amarah yang timbul akibat hal-hal yang terjadi diluar harapan manusia. Kesabaran itu sangat penting dalam menjalani kehidupan, agar tercipta  kedamaian dengan individu lain.
Banyak individu yang sering gagal dalam menjalani kehidupannya, lantaran tak mampu menanam sifat sabar dalam dirinya. Sehingga semua yang dilakukan dilandasi dengan tergesa-gesa tanpa menggunakan pikiran yang jernih. Tindakan yang dilakukan dengan tergesa-gesa akan mengakibatkan hasil yang tidak baik.
Menurut Ibnu Qayyim, sabar adalah  menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menjaga lisan dari mengadu, dan menahan anggota tubuh dari tindakan-tindakan yang mengganggu serta mengacaukan diri sendiri dan orang lain.
Kesabaran merupakan sebuah pondasi yang sangat mendasar dan perlu perawatan yang baik supaya tidak hilang dari dalam tubuh dan jiwa manusia. Meskipun sifat sabar itu hal yang paling utama bagi manusia, terkadang sangat sulit untuk mengaplikasikannya, dan sekalipun mampu pasti akan menemukan kegelisahan dan goresan yang akan didapatkan.
Tanpa sadar kesabaran itu menciptakan kesetiaan. Kesetiaan tanpa dilandasi kesabaran akan sulit untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesetiaan adalah sebuah kesanggupan yang membuat seseorang mampu bertahan dalam keadaan apapun. kesetiaan menurut KBBI adalah  berpegang teguh pada janji, pendirian, patuh, taat,  bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankannya. Siapaun di dunia ini tentunya setuju bahwa dalam kehidupan dibutuhkan kesetiaan dalam segala hal, dan juga dalam segala bidang. Kesetiaan juga mampu membuat sesuatu yang tidak berharga menjadi sesuatu yang sangat berharga dan juga enggan untuk meninggalkannya.
Pada dasarnya kesetiaan akan menimbulkan sebuah kebahagiaan. Misalnya saja, hubungan keluarga antara suami dan istri harus dilengkapi dengan kesetiaan agar rumah tangganya dapat bahagia dan awet sampai tua. Kesetiaan harus juga dimiliki orang dalam memilih agama yang dianutnya. Karena orang yang tidak mempunyai sifat kesetiaan dalam beragama, mereka akan sering bergonta-ganti agama/keyakinan saat mereka merasa agamanya tidak dapat menjamin kebahagiaannya. Padahal, Tuhan akan menjamin kebahagiaan seseorang apabila dia setia terhadap agama dan Tuhannya.
Namun, kesetiaan tersebut harus dijalani tanpa paksaan atau hal yang membuat batin tertekan. Kesetiaan harus dilandasi dengan sebuah ketulusan hati yang terdalam. Apabila kesetiaan dijalankan dengan sebuah rasa terpaksa, maka hasilnya tidak akan maksimal dan kebahagiaan sulit dicapai. Yang ada hanya rasa menyesal karena setia dengan hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Maka dari itu, kesetiaan harus dilandasi dengan kerulusan.
Ketulusan adalah sebuah tindakan yang berasal dari hati nurani tanpa mengharap pamrih dari orang lain. Ketulusan akan membuat diri spontan dalam menjalankan sesuatu dan menolong orang lain. Apabila menolong seseorang tanpa dilandasi dengan sebuah ketulusan, maka yang ada dalam diri  hanya rasa ingin dipuji, terpaksa, dan ingin mendapatkan pamrih saja. Padahal, ketika menolong seseorang dengan tulus yang kita dapatkan bukan hanya sekedar pujian, pamrih, dan keterpaksaan melainkan sebuah rasa kebahagiaan tersendiri dari dalam hati.
Tulus dalam berbuat, membuat kita dapat lebih peka terhadap lingkungan disekitar kita,orang-orang disekitar kita sampai seluruh makhluk yang ada disekitar kita. Inilah salah satu pesan kebaikan yang dibawa oleh Rasulullah ke muka bumi. Tentang ketulusan dalam berbuat. Apapun yang kita kerjakan dengan ketulusan akan memberikan hasil yang memuaskan.
Lima sifat di atas merupakan bagian dari kesejatian perbuatan baik. Apabila kelima sifat tersebut ada dalam diri manusia, maka manusia tersebut dapat dikatakan manusia yang sejati. Meskipun, kelima sifat dari kesejatian perbuatan baik tersebut ada di dalam diri manusia, terkadang manusia itu tidak diterapkan dalam kehidupannya.Kelima kesejatian perbuatan baik tersebut, adalah kelima sifat yang saling berkaitan. 

1.2    Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian Kesejatian Perbuatan Baik adalah 1) Tanggung jawab, 2) Kasih sayang, 3) Kesabaran, 4) kesetiaan, dan 5) Ketulusan.

1.3    Rumusan Masalah
1.3.1         Bagaimana kesejatian perbuatan baik dalam wacana tanggung jawab?
1.3.2        Bagaimana kesejatian perbuatan baik dalam wacana kasih sayang?
1.3.3        Bagaimana kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesabaran?
1.3.4        Bagaimana kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesetiaan?
1.3.5        Bagaimana kesejatian perbuatan baik dalam wacana ketulusan?
1.4    Manfaat Analsis
1.4.1         Dapat mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana tanggung jawab?
1.4.2        Dapat mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana kasih sayang?
1.4.3        Dapat mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesabaran?
1.4.4        Dapat mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana kesetiaan?
1.4.5        Dapat mendeskripsikan kesejatian perbuatan baik dalam wacana ketulusan?

1.5     Definisi Operasional
1.5.1         Tanggung jawab adalah tindakan atau perilaku seseorang atas kewajiban yang harus dipenuhinya.
1.5.2        Kasih sayang adalah perilaku yang dialakukan seseorang terhadap orang lain dengan cara lemah lembut.
1.5.3        Kesabaran adalah menahan diri untuk tidak berprilaku kasar dan berkata-kata yang kasar pula.
1.5.4        Kesetiaan  adalah ketetapan hati pada sesuatu yang tidak pernah goyah dalam keadaan apapun.
1.5.5         Ketulusan adalah sebuah tindakan oleh seseorang dalam melakukan sesuatu yang tidak pernah mengharapakan imbalan (tanpa pamrih).


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Analisis Sebelumnya yang Relevan
2.2 Analisis Wacana
2.3
2.4 Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertang­gung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupa­kan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam ja­minan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak meng­ganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkait­an dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk indivi­dual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap diri­nya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakin­annya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhan­nya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh po­tensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewa­jiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.    Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2.   Kewajiban tidak Terbatas                          
          Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung  jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
          Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,  karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang se­hubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
          Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba un­tuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertang­gung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.
C.     MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
            Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1.   Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2.  Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3.  Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
4.  Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
   5.  Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
2.4  Kasih Sayang
Kasih sayang adalah suatu sikap saling menghormati dan mengasihi semua ciptaan Tuhan baik mahluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri sendiri berlandaskan hati nurani yang luhur. Kita sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya untuk terus memupuk rasa kasih sayang terhadap orang lain tanpa membedakan saudara , suku, ras, golongan, warna kulit, kedudukan sosial, jenis kelamin, dan tua atau muda.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga itu. Kasih sayang merupakan sesuatu paling mendasar, yang harus di terima oleh setiap manusia, kasih sayang bisa di sebut juga sabagai suatu hak yang harus kita terima, karena peran kasih sayang secara psikologi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya seorang individu. Tentu seorang individu yang di didik dengan kasih sayang, bisa menjadi individu yang lebih baik di bandingkan mereka yang kekurangan kasih sayang. Karena dewasa ini, banyak sekali orang yang berpandangan bahwa uang adalah segala-galanya sehingga banyak orang tua yang lebih mementingkan mencari uang untuk anak, dan menomor dua kan kasih sayang.
Sehingga tidak sedikit anak yang bertindak negative, melakukan hal negative yang biasa di sebut sebagai kenakalan remaja, umumnya hal itu terjadi di karenakan si anak merasa kurang di perhatikan oleh orang tuanya, dan dia melakukan hal-hal negative agar orang tuanya terganggu dan mulai memperhatikan anak tersebut. Tentu kurangnya kasih sayang harus di hindari oleh setiap orang tua, mulai memberikan kasih sayang yang lebih, dan menomor satukan kasih sayang. Tanpa kasih sayang seorang anak bisa berubah menjadi individu yang brutal, kurang perduli dengan lingkungan sekitar, dan bertindak sesuai dengan kemauan dirinya sendiri. Hal ini, terbtukti dari banyaknya penelitian, bahwa kenakalan remaja, paling banyak di karenakan factor didikan dan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua tersebut.
Kasih sayang mengajarkan banyak hal terhadap manusia, kasih sayang memberikan kepekaan bagi kita semua, untuk berbagi kasih terhadap sesama, kasih sayang yang mampu merubah banyak individu yang umumnya perubahan terjadi kearah yang lebih baik. Baik itu terhadap sahabat, orang yang kita cintai, atau siapa pun yang kita lihat, karena begitu banyak orang di dunia ini yang membutuhkan kasih sayang dari orang lain, tidak semua orang beruntung memiliki orang tua, memiliki orang-orang yang di kasihinya, karena begitu banyak anak yang lahir tanpa kasih sayang orang tua, begitu banyak anak yang kelahirannya bahkan tidak di inginkan oleh orang tuanya, sehingga patutlah kita memberikan kasih sayang lebih terhadap anak-anak yatim piatu, dan kita harus bersyukur karena kita jauh lebih beruntung dari pada mereka. Bahkan keutamaan mengasihi anak yatim sangat di tekankan oleh umat agama.
Oleh karena itu rasa kasih sayang harus di tanamkan kepada siapa pun, tanpa mengenal siapa dia, dari mana asal usulnya. Dan kita utamakan mereka yang jauh lebih membutuhkan, semampu kita untuk mengasihi mereka.
2.5  Kesabaran
Sabar adalah perkara yang mudah diucapkan tetapi terkadang sulit dilaksanakan, tidak mudah bagi kita untuk dapat memiliki kesabaran. Kesabaran perlu dilatih dan dibiasakan dalam hidup sehari-hari, karena manusia pasti menghadapi berbagai macam persoalan hidup tanpa pandang bulu, baik persoalan yang berhubungan dengan diri pribadi, lingkungan keluarga maupun dalam masyarakat dan persoalan hidup yang kita hadapi terkadang sulit untuk diselesaikan dengan kecerdasan akal pikiran semata. Namun persoalan-persoalan  hidup yang kita hadapi adalah merupakan ujian dari Allah dan Allah menguji hamba-Nya tidak melebihi ambang batas kemampuan hambanya, karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Adil. Pada tulisan kali ini kami akan membahas tentang sifat sabar.
Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, tidak lekas putus asa. Kemajuan zaman senantiasa diikutidengan banyaknya persoalan hidup yang harus dihadapi manusia. Apabila persoalan yang dihadapi tidak dapat dipecahkan, hati menjadi jengkel atau marah. Kejengkelan yang berulang kali terjadi dapat berakibat lebih buruk, yakni tekanan batin. Jadi demikian, hidup ini jadi tidak nyaman dirasakan. Oleh sebab itu, kesabaran dalam menghadapi persoalan mutlak diperlukan bagi setiap orang.
Imam Al-Gazali membagi kesabaran menjadi tiga macam yaitu.
1.    Sabar dalam ketaatan.
Sabar dalam ketaatan yaitu, melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas, tidak menggerutu atau mengeluh saat menghadapi kesulitan dalam menghadapi tugas, tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang cukup baik, namun apabila keluh kesah saat melaksanakannya, maka yang demikian itu belum termasuk sabar, terutama dalam hal beribadah kepada Allah SWT.,banyak sekali tantangan dan ujian yang harus kita hadapi.Oleh karena itu bersabar dalam melakukan ibadah dapat dilakukan dengan cara mengetahui bahwa kesabaran yang dilakukan dalam beberapa hari saja dapat berubah ganjaran yang bersifat abadi, sehingga dalam urusan ibadah manusia membutuhkan kesabaran untuk tidak menyebarluaskan dan merusak ibadah dengan riya'
2.    Sabar dalam musibah
Berarti tabah atau kuat hati saat menerima cobaan hidup, tidak mengerutu dan tidak menyesali nasib dirinya. Orang yang sabar terhadap musibah senantiasa meyakini bahwa dibalik kesusahan yang dihadapi pasti ada hikmahnya. Kesusahan yang dirasakan akan segera berkurang karena sadar bahwa semua yang dialami manusia pada hakikatnya ujian dari Allah
3.    Sabar dari maksiat
Yaitu rela meniggalkan perbuatan maksiat dan tidak menyesal atau iri apabila melihat orang lain bersenang-senang dalam kemaksiatan. Yang dimaksud maksiat ialah segala sikap atau perbuatan yang melanggar norma-norma agama yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kehinaan. Dan sabar terhadap kemaksiatan adalah merupan kesabaran yang tersebsar, terutama sabar dalam menahan syahwat dan menjauhi faktor penyebabnya.
Ibnu Abbas berkata, Sabar dalam Al-Qur'an itu ada tiga bentuk "pertama, bersabar dalam menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah SWT, sabar sejenis ini mempunyai pahala tiga ratus derajat, yang kedua, sabar saat ditimpa musibah, sabar sejenis ini mempunya pahala sembilan ratus derajat. Dan yang ketiga, sabar dalam menjauhi larangan-larangan Allah SWT., sabar sejenis ini pahalanya enam ratus derajat ."
Ada yang mengatakan bahwa sabar yang baik adalah kesabaran yang ditimpa musibah tanpa diketahui oleh orang lain jika dirinya sedang bersar dalam menghadapi musibah, kondisi ini tidak mungkin bisa dicapai kecuali setelah melakukan latihan panjang dalam kurung waktu yang cukup lama.
C. Manfaat Bersikap Sabar
  1. Dapat memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah dipengauhi oleh keadaan lingkungan
  2. Cukup stabil dan tenteram rumah tangganya sehingga dapat menikmati hidup ini sebagai karunia dari Allah SWT.
  3. Memiliki harapan akan masuk sorga, seuai janji Allah dalam Q.S.Al-Baqarah ayat 155.
Sabar itu tersusun dari pengetahuan (ilm), kondisi (hal) dan praktet (amal). Pengetahuan disini diibaratkan sebagai pohon, kondisi sebagai dahan dan amal sebagai buahnya. kita harus menyadari bahwa kemaslahatan agama terletak pada kesabaran, hingga kesabaran itu memunculkan kekuatan yang saling memotivasi untuk berlaku sabar.
2.6  Kesetiaan

2.7  Ketulusan
Ketulusan adalah sebuah kesediaan seseorang untuk malakukan tugas dengan penuh tanggungjawab, amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh jiwa. Dengan ketulusan yang kita berikan maka orang akan bisa mengkap pesan yang kita berikan.
Ketulusan adalah sebuah kesediaan seseorang untuk berbuat dengan hanya berharap kerelaan dan kecintaan pihak yang telah berjasa baik kepadanya. Seseorang yang bersedia untuk malakukan tugas dengan penuh tanggungjawab, amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh jiwa adalah sebuah ketulusan. Ketulusan dalam bahasa agama adalah keikhlasan.Sebuah persembahan amal hati yang tersembunyi dan amal perbuatan yang nampak dalam rangka mengharapkan keridloan dan kecintaan Sang Pencipta merupakan keihklasan yang semestinya. Ihklas inilah yang merupakan nama sebuah ketulusan karena Allah.
Ketulusan yang tidak semata-mata karena Allah SWT bukanlah disebut ikhlas. Ketulusan karena Allah semata atau keikhlasan yang menjadi awal dari segalanya. Carut marutnya fenomena korupsi, penyalahgunaan wewenang, penghianatan pegawai, pendzoliman kebijakan, dan perilaku menyimpanglainnya adalah akibat dari ketulusan yang salah.Dalam dunia pendidikan timbulnya kekerasan pendidikan berupa melabeli siswa bodoh, mengajar membosankan, sering memarahi siswa, dan perilaku lain yang tidak membuat siswa nyaman untuk belajar adalah akibat ketulusan yang salah.
Dalam menjalani aktivitas sehari-hari harus dilandasi dengan ketulusan. Baik aktivitas hati, lisan, tulisan, dan semua aktivitas lainnya harus bermakna ibadah.Semua itu hanya bisa dilakukandenganketulusan. Tulusdalamberbuat,membuatkitadapatlebihpekaterhadaplingkungandisekitarkita,orang-orang disekitar kita sampai seluruh makhluk yang ada disekitar kita. Inilah salah satu pesan kebaikan yang dibawa oleh Rasulullah ke mukabumi. Tentangketulusandalamberbuat. Apapun yang kitakerjakandenganketulusanakan memberikan hasil yang memuaskan.
Tanpa ada keihlasan dalam bertindak, maka kerusakan-kerusakan moral, perampokan, penipuan, kursi jabatan menjadi barang lelang, pejabat berkolusi untuk korupsi, rakyatnya banyak menjadi perampok, tukang pajak jadi pemalak, ahli hukum jadi markus, dan lain-lain pasti erjadi. Saat ini marilah kita mulai dari diri sendiri, kemudian merembet kepada anggota keluarga, dan masyarakat, segala aktivitas hidup bermakna ibadah yang ikhlas.Dari hal yang kelihatannya kecil, seperti neyekolahkan anak-anak juga semestinya dalam settingan ibadah yang ikhlas karena Allah semata.Bukan karena gengsi atau mimpi, bukan karena terpikat label-label sekolah berstandar internasional atau lainnya. Tetapi karena melaksanakan perintah Allah. h sebuah amal yang diawali dengan ketulusan maka segalanya akan menjadi baik, sukses, dan berkah untuk diri dan lingkungan sekitar, bahkan dalam berbangsa dan bernegara.Ketulusan awal segalanya.
Islam telah mengajarkan kita ketulusan dalam setiap perintah dan larangan yang di ajarkan. Dalam shodaqoh ada ketulusan untuk berbagidengan yang tidakmampu, sehinggamereka yang tidakmampudapatmersakan kenikmatan yang kita rasakan.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuhbulir, padatiap-tiapbulirseratusbiji. Allohmelipatgandakan (ganjaran) bagisiapa yang Diakehendaki.danAllohMahaLuas (karunia-Nya) lagiMahamengetahui. Orang-orang yang menafkahkanhartanya di jalanAlloh, kemudianmerekatidakmengiringiapa         yang dinafkahkannyaitudenganmenyebut
nyebutpemberiannyadandengantidakmenyakiti (perasaansipenerima), merekamemperolehpahala di sisiTuhanmereka. tidakadakekhawatiranterhadapmerekadantidak (pula) merekabersedihhati. Perkataan yang baikdanpemberianmaaflebihbaikdarisedekah yang diiringidengansesuatu yang menyakitkan (perasaansipenerima).AllohMaha Kaya lagiMahaPenyantun.”(Al-Baqoroh : 261-263).
Dalam Shaum yang diperintahkan kepada kita juga kita dilatih untuk tulus menahansegalahawanafsudantulusuntukmerasakanlapardanhaussepertisaudara-saudarakita yang tidakmampu yang mungkindalamseharibelumtentubisamakandengankenyang. Denganmersakanapa yang dirsakansaudara-saudarakita yang tidakmampu,makaakanmembuathatikitalebihpekalagisehinggasewaktu-waktunantikitaketemudenganmerekadimanapunmakakitadapatberbagidenganmerekadengantulus. Dan masihbanyaklagitentangketulusan yang di ajarkandalam agama inikarenasungguh agama iniadalahRahmatBagisemestaalam yang mengajarkan ketulusan.





0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

BTemplates.com

Blogroll

About